Prodi Sastra Jepang Unitomo Gelar Kondankai ke-82: Rayakan Permainan Tradisional Indonesia dan Jepang


Rabu (28/05) – Program Studi (Prodi) Sastra Jepang Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) kembali menggelar kegiatan tahunan mereka, Kondankai, yang ke-82. Mengusung tema “Dentoutekina Geemu” atau Permainan Tradisional, acara ini berlangsung di aula Fakultas Sastra dan dihadiri oleh 14 mahasiswa, 4 dosen Sastra Jepang, serta 5 penutur bahasa Jepang. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan permainan tradisional kedua negara, Indonesia dan Jepang, dalam suasana yang interaktif dan menyenangkan.

Dosen dan mahasiswa bersama penutur bahasa Jepang bermain dakon atau congklak

Mahasiswa mencoba permainan kendama

Kondankai kali ini diawali dengan sambutan dari Ketua Panitia yang membuka acara secara resmi. Mahasiswa dan penutur bahasa Jepang kemudian dibagi menjadi lima kelompok, yang masing-masing bertugas menjelaskan permainan tradisional dari Indonesia. Di sesi pertama, mahasiswa menjelaskan cara bermain congklak atau dakon yang disambut dengan antusias oleh penutur bahasa Jepang. Tak hanya itu, permainan cublek-cublek suweng yang berasal dari Jawa Tengah juga dipraktikkan bersama. Sebagai balasan, penutur bahasa Jepang turut memperkenalkan permainan tradisional mereka seperti kendama dan koma, yang langsung dicoba oleh peserta.

Mahasiswa mengajarkan para penutur bahasa Jepang permainan bekel

Keseruan bermain ular naga bersama mahasiswa

Sesi kedua menghadirkan dua area permainan. Di area pertama, terdapat permainan khas Indonesia seperti lompat tali karet, pletokan, dan gasing, sementara di area kedua, permainan seperti bekel, engklek, dan kelereng menjadi daya tarik utama. Para penutur bahasa Jepang mencoba berbagai permainan sambil mendapatkan penjelasan aturan main dari mahasiswa. Bekel, yang membutuhkan konsentrasi dan kecepatan, menjadi permainan yang paling heboh dimainkan, mengundang banyak tawa dan semangat dari peserta.

Foto bersama mahasiswa dengan para penutur bahasa Jepang

Kegiatan ditutup dengan permainan ular naga yang melibatkan semua peserta, panitia, dan penutur bahasa Jepang. Permainan ini, meskipun diubah sedikit aturannya karena keterbatasan waktu, tetap berlangsung seru. Semua peserta menunjukkan antusiasme tinggi hingga akhir acara. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini karena tidak hanya memperkenalkan budaya kedua negara, tetapi juga meningkatkan kemampuan komunikasi mahasiswa dalam bahasa Jepang,” ujar Cicilia Tantri Suryawati, Dekan Fakultas Sastra Unitomo. Di penghujung acara, sesi foto bersama menjadi penutup yang hangat, menandai keberhasilan Kondankai ke-82 sebagai ajang yang menyatukan mahasiswa dan penutur bahasa Jepang dalam kebersamaan dan keseruan.(Agbar/Rahadyan)


Share this Post